Kasta-kasta
dalam kehidupan kita masih belum akan terurai, dunia kasta adalah hobi kita.
Golongan-golongan adalah bagian dari itu semua. Orang kita masih belum tuntas belajar tentang persamaan dan persatuan, budaya sungkanisme+egoisme masih begitu tinggi. Dan kotak-kotak kelompok di tubuh gerakan Bidikmisi bisa
muncul beraneka warna karena sekat-sekat tersebut.
Mereka
yang merasa memiliki persinggungan erat dengan Permadani Diksi Nasional akan
membuat lingkaran PDN seolah kebenaran abadi. Mereka yang kecewa juga akan
menggalang kekuatan semampunya untuk membuat lingkaran baru. Masih lagi
egosentrisme wilayah yang tinggi, ego ini akan menimbulkan lingkaran kecil yang
duduk dengan Permadani Diksi namun menolak taat. Yang mungkin belum kita
perhitungkan lagi ialah kelas elit tinggi lulusan Bidikmisi dengan gelar S-2
dan S-3-nya, bisa jadi mereka akan sulit duduk dan dipertemukan dengan
kawan-kawan yang sekelas S-1 bahkan enggan mungkin berbaur dengan anak-anak
mahasiswa.
Potensial
kepemimpinan yang tidak menyatu ini mungkin akan menimbulkan gejolak bagi
perasaan organisasi Permadani Diksi sendiri. Kesadaran menjadi penting karena
hampir tidak mungkin Bidikmisi hanya digerakkan oleh jalinan yang satu, namun
justru karena keanekaragaman kita harus bersyukur karena peluang untuk
menyatukan segalanya menjadi integral “gerakan” sangat begitu terbuka.
Permadani
Diksi Nasional yang digadang sebagai wadah persatuan mahasiswa dan alumni
Bidikmisi tidak akan dengan mulus dibangun, terlebih ketika faktanya Permadani
Diksi tidak bisa menunjukkan langkah sebagai sebuah tatanan yang mendominasi
dari segala isu dan wacana Bidikmisi.
Pada
tataran teknis, kita butuh pemersatu Permadani Diksi Nasional yang lepas dari prasangka dan dapat diterima dimanapun juga. Kelihaian diplomasi dengan dukungan loyalitas figur yang kuat, tidak lain dibutuhkan untuk menaklukan para aktor yang berusaha untuk melepaskan dirinya dalam gerakan Permadani Diksi Nasional.
Dalam kasus pemilihan Ketua nantinya, kita ditantang untuk salah lagi atau harus benar-benar kalah.
Dalam kasus pemilihan Ketua nantinya, kita ditantang untuk salah lagi atau harus benar-benar kalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar