demi ini. dulu sampek merasa stres sendiri, itulah dulu. sekarang semua yang dulu akan gampang terlupakan.
janji. benar. juga ketika masih memegang otoritas dalam organisasi, seperti penuh power saya berkeras bahwa mahasiswa bidikmisi harus tepat waktu. itu lagi-lagi dulu. dan saya minta maaf untuk itu kepada semua yang bersentuhan dengan kengototan saya itu.
dan kini. saya berseloroh lagi. dan demi apa ijazah ini kalau tak berguna. entahlah, sampai-sampai saya mengejek diri sendiri atas dua idiom lulusan bidikmisi.
"Hei, kau ini bagian yang mana ?"
ekstrim kiri mengatakan, idealisme tak bisa mempersatukan kalian. lulusan bidikmisi itu pol ya jadi priyayi, enak dengan dirinya sendiri, semacam mengulang lembaran lama, tak bedanya dengan produk politik etis kolonial. yah itulah cap orang seperti diriku sendiri.
"Kamu ini lulusan tipe dua. Tipe satu adalah lulusan yang tipe alumni. Kalau tipe dua itu bukan alumni Bidikmisi lagi, tapi mantan. Iya, kamu ini mantan mahasiswa Bidikmisi."
seorang mantan yang akan mengecewakan. begitulah.
namun. jangan pula begitu sinis. bentangan dunia ini tidak sepolos yang tampil hari ini.
dan saya masih yakin apa yang kemudian di amanatkan Pak SBY dalam suratnya kepada mahasiswa Bidikmisi pada tahun 2014 silam akan benar kita tebus.
“Saya ingin pada saatnya nanti, ikutlah mengubah jalannya sejarah. Bayar dan tebuslah apa yang telah negara berikan kepada kalian semua...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar