• Pelepasan, Berubah dan Keniscayaan Itu


    Mereview ulang tulisan di dinding fb, kembali ke tahun-tahun di masa SMA membuat kadang saya tidak setuju, kadang ingin merevisi, atau kadang mengatakan tulisan yang ini tertalu omong kosong.
    Atau justru, saya juga merasa menyesal, ingin minta maaf, atau ingin menyerah. Sebab dunia ini tidak bulat dan tidak datar. Saya justru khawatir, celaan-celaan yang pernah kutujukan pada dunia ternyata juga tidak bisa saya atasi di dunia saya sendiri.

    Atau malahan, motivasi yang keluar dari bait-bait kata yang indah di dinding itu, ternyata akan berakhir menjadi hiasan saja. Sementara saya tak kunjung baik, sebagaimana quote-quote yang saya ciptakan sendiri. Kesombongan quote itu lebih terasa berpamrih hanya untuk mencari like semata-mata pada ketenaran.

    Lagi-lagi, kadang saya harus minta maaf.

    Memang ada tipe tulisan yang universal, ada yang sebatas sebagai letupan emosi, atau kadang ada yang dalam konteks pencarian menuju ilmu kesejatian.

    Maka tak heran, dalam mereview itu, saya akan mendapati semacam respon penolakan mengenai apa yang saya katakan dulu-dulu. Realitasnya, diri saya yang dulu telah tidk sama dengan sekarang. Saya bertransformasi menjadi saya yang akan terus bertempur antara pengetahuan baik dan pengetahuan buruk, antara hikmah dan arogansi sikap, antara lemah lembut dan grusa-grusu.

    Dan proses itu tak akan terhenti, hingga menjadi "saya" yang pada takdirnya diciptakan seperti itu. Begitupun orang lain. Mereka juga tidak akan menjadi benda mati. Mereka masih punya kemungkinan yang luas. Hidup tidak soal hitam putih. Ada warna di tengah-tengahnya. Ada celah pada sudut dan ada kemiringan pada lekukan. Serta ada pula warna yang tidak berwarna.

    Lebih jauh lagi. Panggung dunia ini terhampar luas untuk kemerdekaan kita semua. Tak perlu yang berbeda kita ajak untuk seragam. Saya dan anda boleh berbeda akan satu dua hal, tapi kita lebih banyak sama sebagai manusia ciptaan Sang Esa.

    Jangan cari siapa yang paling hebat tentang kebenaran tulisan atau pikiran. Karena entah kenapa, saya justru meniati diri menulis untuk membantah tulisan-tulisan saya yang dulu, atau menguatkan tulisan-tulisan yang memang relevan dalam berbagai situasi dan kondisi psikologis yang saya alami.

    Kita sama-sama mencari ilmu kesejatian itu, dan tak akan berhenti hingga hanyat menjemput nanti.

    Kebenaran hanya milik Allah, dan hanya sedikit yang kita tahu.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar