• Wasiat "BELAJAR"

    Selamat kuucapkan entah dengan bahagia atau dengan penyesalan!
    Hari ini mungkin penghujung, dari sisa-sisa amanat yang telah kalian emban.
    Satu tahun hampir usai.
    Dan ternyata setahun itu panjang jika diselami dengan rasa bosan.
    Tapi satu tahun ini juga sangat singkat, jika diresapi atas dasar cinta kasih bernama kesetiaan hati.

    Rasanya hanya akan ada kangen saja.
    Rasanya hanya akan ada penyesalan saja.
    Rasanya letak dan kontribusi ini entah cukup atau belum.
    Rasanya saya harus berbuat apa lagi?
    Apakah pada akhirnya semua akan kecewa?

    Tapi jangan pernah merasa menyesal, sebab kalian sudah sejauh hari ini.
    Bagaimanapun juga, semua ini harus kalian tatap dengan wajah senyum dan gurat bahagia.
    Hidup ini memang tak akan sempurna.
    Maka, kesempurnaan itu terletak pada kerelaan di hati kalian masing-masing.

    Dan jikalau aku bertanya tentang esok hari,
    Apakah kalian masih sama dengan hati yang kalian miliki sekarang,
    Apakah kalian masih sama dengan hati yang kalian miliki dulu,
    Apakah kalian masih sama dengan hati yang kurindukan itu,
    Apakah kalian masih akan sama?

    Esok hari bukan hari ini,
    Esok hari adalah masa yang berbeda, dan apakah kalian akan berubah?
    Dan sekali lagi: Apakah kalian akan berubah?
    Jika kalian berubah, apakah hati kalian akan meninggalkan tempat ini.
    Dan jika tidak, apakah hati kalian masih peduli dengan tempat ini.

    Mungkin saja pertanyaanku itu terlalu aneh.
    Dan kalian tidak paham apa maksudku.
    Antara paham dan tidak, disanalah pilihan kalian kusediaakan untuk belajar dan untuk terus belajar.

    Setelah ini nanti, aku tidak tahu akan kemana kalian.
    Akankah berpihak atau acuh sama sekali dengan tempat ini.
    Aku benar-benar tidak tahu apakah kalian masih peduli untuk saya titipi satu amanat lagi.
    Akankah dirimu mampu aku titipi satu amanat lagi?
    Akankah satu amanat itu akan terasa berat?
    Akankah untuk satu amanat lagi?
    Aku tak tahu…

    Atau….
    Ah…barangkali kalian sudah bosan, terlalu lelah, dan sudah merasa berat.
    Mungkin kalian ingin menjadi orang bebas, karena bebas memang enak.
    Tapi benarkah kalian tak ingin bertanya, tentang amanat itu, dan kenapa harus ada sebuah amanat lagi?
    Dan jika kalian ingin bebas, bebaslah, tapi bebas tanpa tujuan dan cita-cita juga sangat tidak enak.
    Maka pikirkanlah akan kemana kalian setelah ini.
    Dan benarkah kalian tak ingin tahu tentang amanat apa yang ingin kukatakan itu?
    Maka renungkanlah apakah hati kalian itu memang sudah bosan atau masih harus terus berjuang di tempat ini.
    Pikirkanlah dengan kebebasan rasa, dan ketulusan pendengaran di jiwamu masing-masing.
    Dan aku yakin apapun pilihan kalian, yang harus keluar adalah pilihan yang terbaik untuk siapapun juga.
    Aku yakin seratus persen atas itu.

    Dan di penghujung puisi ini,
    Aku ingin mengajak kalian untuk punya cita-cita,
    Cita-cita tentang makna,
    Cita-cita tentang kedalaman,
    Dan cita-cita tentang apa yang mereka sebut dengan “paseduluran”,

    Aku inginkan, dan aku harapkan.
    Kalian jangan pernah berubah untuk ini semua.
    Bukankah kita juga punya cita-cita untuk menjadikan tempat ini menjadi luas.
    Sehingga diri ini ikut serta dalam keluasan.
    Bukankah kita juga ingin mewujudkan cita-cita pengabdian bersama-sama atas landasan cinta dan kesyukuran.
    Dan itu semua harus kita mulai dari kemauan untuk belajar bersama-sama.
    Dengan belajar.
    Dengan mendengar.
    Dengan membaca dan mamahami segalanya.

    Dan muaranya, dengan apapun juga, jika kita mau belajar, maka kita akan menemukan cinta yang paling utama.
    Bahwa dengan cinta itulah Tuhan menyertai hidup kita,
    Tuhan melimpahan nikmat tiada terkira,
    Dan kita belajar cinta dari Tuhan untuk menabur cinta kepada diri kita, kepada panggilan pengabdian ini.

    Dan terimakasihku untuk ruang waktu ini.



  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar