Di dalam
permainan gobak sodor, ada yang
berposisi sebagai penjaga dan ada yang bermain sebagai lawan—dimana tugas
utamanya adalah menerobos masuk melewati penjagaan-penjagaan yang ada.
Kotak-kotak yang dibentuk dari tarikan garis-garis adalah rute jalan yang bisa
ditempuh oleh para penjaga, —goalnya adalah menangkap mereka, meski cukup dengan simbol satu sentuhan di bagian tubuh lawan baik itu lengan tangan, baju, kepala atau bagian tubuh lainnya.
Sementara para penjaga asyik mengurung lawan di dalam
kotak, namun intrik-intrik yang tak terduga bisa membuat penjagaan terkacaukan
dan disinilah
letaknya kewaspadaan total dimainkan. Ketika para penjaga merasa sangat kokoh, tenang, dan aman, disana secara tidak terduga bisa saja momentum celah itu datang.
Dan karena tabiat air itu mengalir ke tempat yang kosong dan rendah, maka dalam satu kedipan
mata saja, jika momentum telah mengijinkan, maka tidak akan sulit bagi lawan untuk keluar dari kurungan melalui kelengahan di sela-sela penjagaan. Mirisnya, jika tanpa prinsip yang memadai, akal permainan akan serta merta berubah begitu saja dengan satu noktah kesalahan. Ujung-ujungnya si lawan pada gilirannya akan mampu dengan mudah lalu lalang dari rumah singgah awal ke rumah singgah sementara dan kemudian kembali pada habitat utamanya yakni memenangkan permainan dengan kembali ke rumah singgah awalnya.
Maka salah satu andalan pokok agar penjagaan tetap terjaga ialah berusalah keras untuk bermental pemenang. Bermental pemenang artinya menjadi keras, menjadi tak mau dikalahkan, tak mau dikecoh, dan yang pasti adalah kesiapan memainkan permainan dengan kelengkapan strategi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar