• Di Relung Isi Sunyi

    Kepada-Mu, jiwa raga ini meminta lagi,
    di pirang kesepian di dalam daku, di sudut pojok perasaan yang tercengkeram

    senja sore yang temaram sendirian
    atas sebab bercak nodaku
    lampu hatiku turut redup
    si kala yang menantang atas janji-Mu 

    Di kesedihan pada puji-pujian terindah,
    daku merengek di sankar penuh bisu tak berisi,
    darah telah menggumpal memutih di saat beku, 
    hitam pekat dan itulah mati nyali seluruh pergelangan syaraf.

    Engkau berjalan untuk jalan-jalan hidup
    Engkau bercahaya untuk sinar-sinar penerang
    daku tak jelas arah
    dalam cahaya dekat-Mu
    dalam jauh prasangkaku
    daku telah resah
    sejak lama daku mendesakkan gundah
    Engkau kesempurnaan abadi

    Sungguh secuil kesahku,
    Sungguh sedihku,
    sungguh akhir dan batas belum nampak,
    di langit kaki-kaki kemurahan pintu-Mu
    di lobang-lobang aliran kasih-Mu

    Bismillah..
    Bismillah..
    dan Bismillah
    dan Bismillah
    pintu-pintuMu,
    samudera kelapangan karunia-Mu

    di ketakutan ini,
    bermohon pada-Mu
    di dalam basa-basi ini kepada-Mu
    bermohon kepada-Mu
    kuatkanlah. kuatkanlah. kuatkanlah.
    tambah. tambah. tambah.
    kuat. kuat. kuat.
    Bismillah.
    Paduka Mulia..
    lukarkan liputan-liputan pada muslihat yang tidak mendasarkan bagi ketakutan kami
    tiada kecuali atas kehendak-Mu,
    sungguh kami lemah,
    dalam permohonan daku.

    Bisuku sedih ini. 


  • You might also like

    2 komentar: