Mungkin engkau telah lelah,
terdesak rasa bosan,
hingga kau pantas
berkeras,
sembari kau terus
menjauh,
Kini aku akan patah,
bersama tulang-tulang
rapuh,
lapuk dimakan zaman,
jantungku kepyar,
menghambur tercecer kesetiaan
berkeping-keping,
akalku gila,
terasuki angan palsu dari
kecup yang terlepas
dua pertiga raut wajahku mengkerut,
seperti rembulan kalut
tersaput kabut
jalan panjang itu
terhenti,
terpentok di gang buntu,
“haruskah bukan jalan ini yang dilalui”
betapa
susah payahnya Aku
betapa
gilanya kamu...
Baiklah “kita harus berpisah”
Aku kan berdamai, denganmu.
Puisi Oleh : Sukartono – 03 Juni 2016
Test
BalasHapus