Andai ada kabar langit
lagi
mungkinkah bumi masih kuat
menahan tumpahan mutiara abadi
alam memang terlibat kolot
tak ada lagi kepastian yang hakiki
itulah kenapa, berjuta buku ditulis, namun
kosong terisi
berjuntai sajak didendangkan, tapi riuh tanpa
kenikmatan
plang penjaga yang sudah lunglai terkapar
terbuai suara, terlarut di gengam dimensi
aliran-aliran air, tersiar bergemericik
antara pusat kota, dasar samudra, dan nadi urat
hidup ini
kala itu rajutan sunyi turut merayap
bumi kutatap
atas ada langit, di bawah alas
kaki debu berdebaran
hatiku kuyup seperti embun pagi
di atas daun keladi
teresap lari tunggang langgang
kesana kesini
tersaput sejuta tipu muslihat
yang mekar menawan
sajian taman palsu
uluran kebaikan
berpura-pura
Dajjal dan pamrihnya merengkuh
genggaman hati
dengan suara apa gerangan,
semesta menolong kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar